SMA PLUS PGRI CIBINONG

SMA PLUS PGRI CIBINONG

SMA PLUS PGRI CIBINONG

SMU PGRI Cibinong berdiri atau mulai menerima siswa baru pada tahun pelajaran 1978/1979 atas instruksi Kepala Kantor Depdikbud Kabupaten Bogor (Drs. E. Djarkasih), untuk menampung lulusan SMP yang tidak tertampung oleh SMA Negeri Cibinong. Kegiatan belajar mengajar (KBM) menggunakan ruang kelas milik SMA Negeri Cibinong termasuk guru-gurunya. Jumlah siswa angkatan pertama adalah 35 orang, sebagai pejabat kepala sekolah di tunjuk Drs. E. Sanusi Pr (Alm) yang ketika itu sebagai wakil kepala sekolah SMA Negeri Cibinong, dan berakhir tanggal 31 Desember 1980. Pada tanggal 20 Desember 1980 Mendapat pengesahan pengurus Yayasan Persekolahan PGRI Daerah V Jawa Barat, dengan Surat Keputusan No. 052/YP-PGRI/V/Kpt/1980. Sedangkan izin pendidikan dari Kanwil Depdikbud Propinsi Jawa Barat pada tanggal 22 Februari 1982 dengan Surat Keputusan No. 4/I02/Kep/E.82. Sebagai kepala sekolah kedua diangkat Sri Yosep Suwitahantoro, BA pada tanggal 1 Januari 1981, kemudian bersangkutan mengundurkan diri pada tanggal 15 Oktober 1982 dan pada tanggal 01 Februari 1983 Basyarudin Thayib, BA selaku Wakil Kepala Sekolah bidang Keuangan di angkat sebagai Kepala Sekolah yang ketiga, sampai sekarang. Langkah pertama adalah mencanangkan Program Jangka Panjang 25 tahun dengan Visi SMU PGRI Cibinong sebagai salah satu SMU Swasta terkemuka di Jawa Barat. Pada tahun 2002/2003 tanggal 11 Desember 2003 diresmikan sebagai SMA Plus PGRI Cibinong oleh Bapak Prof. Dr. H. Iim Wasliman, M.Pd, M.Si Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

Selasa, 16 Februari 2016

Gerhana Bulan Total 28 September 2015

by Unknown  |  at  06.20

Create by : David Evan


                                                  Gerhana Bulan Total 28 September 2015


Di penghujung bulan September, musim gerhana 2015 akan diakhiri dengan Gerhana Bulan Total yang terjadi tanggal 28 September 2015. Menariknya, ini merupakan gerhana bulan total ke-4 atau terakhir dalam rangkaian seri tetrad yang sudah berlangsung sejak tahun 2014.
Gerhana Bulan Total yang terjadi tanggal 28 September 2015 memang istimewa. Selain merupakan GBT ke-4 dalam seri tetrad 2014-2015, gerhana bulan total tersebut juga terjadi ketika Bulan berada pada titik terdekatnya dari Bumi. Jadi sebagian masyarakat Bumi akan menikmati keindahan Gerhana Bulan Tetrad Perigee.

Gerhana Bulan Total 4 April 2015 yang dipotret oleh Ronny Syamara dari Sofifi, Maluku Utara. Kredit: Ronny Syamara
Istilah ini masih sulit dipahami? Dalam bahasa populer yang sedang marak, Gerhana Bulan Total 28 September 2015 adalah Gerhana Bulan Darah Terakhir di 2015 sekaligus Gerhana “Bulan Super” aka Gerhana Bulan Total “Supermoon” yang langka!
Tapi tak hanya itu. GBT 28 September 2015 juga istimewa karena ini merupakan “Harvest Moon” atau “Bulan Panen” bagi masyarakat belahan bumi utara. Bulan panen merupakan bulan purnama terdekat dari Equinoks musim gugur. Dan gerhana Bulan terjadi ketika Bulan berada di fasa purnama.
Di tahun 2015, Ekuinoks musim gugur akan terjadi tanggal 23 September atau 5 hari sebelum GBT terakhir di tahun yang sama. Bagi penduduk bumi belahan selatan, GBT 28 September 2015 juga sekaligus menandai bulan purnama pertama di musim semi.

Gerhana Bulan Tetrad Terakhir
Gerhana Bulan Total 28 September 2015 akan menjadi gerhana bulan terakhir di tahun 2015 sekaligus juga mengakhiri gerhana bulan seri tetrad 2014-2015.  Gerhana bulan tetrad merupakan rangkaian 4 gerhana bulan total yang terjadi secara berurutan tanpa diselingi gerhana bulan sebagian dan gerhana bulan penumbra. Dalam rangkaian seri tetrad tersebut, gerhana bulan tetrad sebelumnya telah berlangsung pada tanggal 15 April 2014, 8 Oktober 2014 dan 4 April 2015.
Gerhana Bulan Tetrad juga bukan sebuah peristiwa yang sangat langka. Dalam 5000 tahun semenjak tahun -1999 sampai dengan 3000, terjadi 4378 gerhana penumbral (36,3%), 4207 gerhana bulan sebagian (34,9%) dan 3479 gerhana bulan total (28,8%). Dari keseluruhan gerhana bulan total yang terjadi dalam selang tersebut, 16,3 atau 563 gerhana dari gerhana bulan total merupakan bagian dari 142 seri tetrad yang terjadi dalam periode tersebut. Seri gerhana tetrad sebelum periode 2014-15 terjadi pada tahun 2003-04 dan seri berikutnya baru akan terjadi 20 tahun lagi yakni tahun 2032-33.
Kabar tentang Gerhana Bulan Total 28 September 2015 cukup santer diberitakan sebagai pertanda akan terjadinya peristiwa besar di bulan September.  Dalam teori yang dibangun oleh orang-orang tertentu, GBT 28 September yang merupakan seri terakhir tetrad 2014-2015 memiliki posisi istimewa karena terjadi ketika masyarakat Yahudi merayakan hari raya Pondok Daun atau Tabernakel. Jadi keunikan dari GBT yang terjadi saat hari raya pondok daun dan merupakan seri tetrad yang “dianggap langka” maka dianggap sangat istimewa dan punya makna lain dalam hal ini “sebuah kejadian besar yang dikaitkan dengan akhir dunia.

Akan tetapi, seperti halnya Gerhana Matahari Sebagian 13 September 2015 yang terjadi bersamaan dengan perayaan tahun baru Yahudi atau Rosh Hashanah, Gerhana Bulan Total bersamaan dengan Hari Raya Pondok Daun juga bukan hal yang sangat istimewa dan aneh.
Bangsa Yahudi menggunakan kalender Bulan dalam menentukan hari raya mereka. Dengan melandaskan semua pada fase Bulan, maka perayaan Pondok Daun  atau Sukkot dirayakan pada hari ke 15 di Bulan Tishrei, ketika Bulan berada di fase Purnama. Jadi sangat wajar kalau Gerhana Bulan Total bisa terjadi bertepatan dengan Perayaan Pondok Daun, karena GBT terjadi ketika bulan sedang purnama.
Meskipun demikian tidak setiap Bulan Purnama terjadi gerhana bulan karena Bulan bergerak mengelilingi Bumi dengan kemiringan orbit 5º. Artinya, tidak setiap Bulan purnama, bulan akan berada tepat segaris di antara Bumi dan Matahari
Gerhana “Bulan Super”
 
Keistimewaan lain dari GBT 28 September 2015 adalah terjadinya bertepatan dengan posisi Bulan berada di perigee atau titik terdekat dengan Bumi. Pada bulan September, Bulan akan berada pada jarak 356900 km dari Bumi. Dari catatan posisi Bulan di titik perigee di sepanjang tahun 2015, jarak Bulan di bulan September merupakan jarak terdekatnya dengan Bumi di sepanjang tahun 2015.
Istilah supermoon aka si Bulan Super diberikan untuk Bulan Purnama yang terjadi ketika Bulan berada di perigee. Bahkan perbedaan “ukuran penampakan” Bulan Purnama Perigee ini sebenarnya tidak mudah dikenali. Bulan tidak tiba-tiba nampak membesar dan jadi raksasa. Ia hanya tampak lebih besar 14 % dan lebih terang 30% dibanding kala Purnama saat apogee atau saat berada di jarak terjauh dari Bumi. Ketika Bulan Purnama terjadi saat bulan berada di titik terjauh dari Bumi atau di apogee maka disebut juga Bulan Mini.
Gerhana bulan super atau gerhana bulan perigee memang menarik dan cukup istimewa, karena sangat jarang terjadi. Tercatat gerhana bulan perigee hanya terjadi 5 kali sejak tahun 1900 yakni tahun 1910, 1928, 1946, 1964 dan 1982. Setelah gerhana bulan total perigee tahun 2015, gerhana bulan total berikutnya yang akan bertepatan dengan bulan berada di titik terdekat dengan Bumi adalah tahun 2033.

Gerhana Bulan Darah 28 September 2015
Gerhana Bulan terjadi ketika Matahari – Bumi – Bulan sejajar dan Bumi menghalangi datangnya cahaya Matahari ke Bulan.
Ketika Gerhana Bulan Total terjadi, Bulan akan memasuki bayangan Bumi dan seharusnya menghilang dari langit atau tampak gelap sempurna karena tidak lagi memperoleh cahaya Matahari untuk dipantulkan. Sayangnya tidak demikian.
Ketika gerhana bulan total, Bulan justru tampak berwarna merah bata karena ketika Bulan berada dalam bayangan umbra Bumi, cahaya Matahari masih bisa lolos dan mencapai Bulan. Hal ini karena Bumi memiliki atmosfer.  Ketika cahaya Matahari melewati atmosfer Bumi, cahaya pada panjang gelombang hijau sampai ungu disebarkan dan disaring oleh atmosfer. Hanya cahaya merah yang bisa lolos melewati atmosfer dan menyinari Bulan meskipun sebagian cahaya merah tersebut ada yang dibiaskan atau dibelokkan.
Pada tanggal 28 September 2015, fase gerhana total akan berlangsung selama 1 jam 11 menit 55 detik dari durasi gerhana 3 jam 20 menit ketika Bulan masuk dalam bayangan inti Bumi sampai ke luar dari bayangan inti Bumi. Untuk seluruh proses gerhana mulai dari gerhana penumbra sampai Bulan meninggalkan penumbra Bumi mencapai 5 jam 11 menit.  GBT 28 September 2015 merupakan gerhana ke-28 dalam bagian dari Seri Saros 137, yang terdiri dari rangkaian 81 gerhana ketika Bulan berada pada titik turun dan bergerak ke arah selatan.
GBT 28 September 2015 akan dapat dinikmati oleh masyarakat di Pasifik Timur, Amerika, Eropa, Afrika, dan Asia Barat.  Indonesia tidak akan bisa menikmati gerhana bulan tetrad terakhir yang juga merupakan Bulan super karena gerhana terjadi di pagi hari ketika Bulan masih di bawah horison.
Gerhana Bulan Total 28 September 2015 hanya dapat dilihat dari Pasifik Timur, Eropa, Amerika, Asia Barat. Kredit: Fred Espenak / NASA
 
Tahapan gerhana:
Awal Gerhana Penumbral : 07:11 WIB | 08:11 WITA | 09:11 WIT
Awal Gerhana Sebagian : 08:07 WIB | 09:07 WITA | 10:07 WIT
Awal Gerhana Total : 09:11 WIB | 10:11 WITA | 11:11 WIT
Puncak Gerhana :  09:47  WIB | 10:47 WITA | 11:47 WIT
Akhir Gerhana Total : 10:23 WIB | 11:23 WITA | 12:23 WIT
Akhir Gerhana Sebagian : 11:27 WIB | 12:27 WITA | 13:27 WIT
Akhir Gerhana Penumbral: 12:22 WIB | 13:22 WITA | 14:22 WIT
Meskipun Indonesia tidak dapat menikmati Gerhana Matahari Sebagian 13 September dan Gerhana Bulan 28 September, kita akan dapat menikmati keindahan Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 yang akan melintasi Indonesia dan Gerhana Bulan Penumbral 23 Maret dan 16 September 2016.

0 komentar:

Proudly Powered by Blogger.